Mereka Menyebutnya dengan Tablet
Inilah Evolusi Komputer Jinjing…
Sekadar ‘Menu Lama’ Dengan Bumbu yang Baru?
Tablet
menjadi bintang selama Consumer Electronics Show (CES) 2011, yang
digelar 6 hingga 9 Januari 2011 lalu di Las Vegas Convention Center, Las
Vegas, Nevada. Tidak mengherankan, karena seperti yang saya prediksikan
setahun lalu, ketika me-review Apple iPad, semuanya bergantung pada
sukses evolusi terbaru tablet besutan Apple tersebut.
Sebelumnya, mungkin saya perlu me-review
sedikit mengenai tablet. Perangkat mobile ini awalnya disebut sebagai
tablet computer, atau cukup tablet. Komputer yang terkandung dalam
sebuah kotak datar berlayar sentuh, dan kamu memerlukan stylus, pena
digital atau sentuhan tangan untuk mengendalikannya, bukannya keyboard
atau mouse.
Tahun 2001 lalu Microsoft mematenkan Tablet PC, dengan kasta yang dipercaya lebih tinggi dari tablet computer karena mampu sepenuhnya menjalankan OS desktop, serta adanya fungsi penegas handwriting dan voice recognition
(pengenal tulisan dan suara). Microsoft pun mengklaim Tablet PC sebagai
tablet computer pertama. Namun tetap banyak yang tidak setuju,
mengingat kemiripan konsep Tablet PC dengan tablet computer, yang sebenarnya sudah eksis sejak tahun 1970. Dan istilah tablet computer
makin panas ketika Apple mengkonfirmasikan iPad, yang dirilis resmi
secara global 28 Mei 2010 lalu, setelah gaungnya sendiri mulai
didengungkan sejak akhir tahun 2002 (saat itu, rencananya untuk
menandingi Tablet PC dari Microsoft).
Seakan
déjà vu, menjelang perilisan iPad, gadget tablet sejati mereka, Apple
pun merevisi kenyataan sejarah, bahwa merekalah pencetus konsep tablet
computer, melalui Apple Newton, yang menjadi cikal bakal iPhone, iPod
Touch dan iPad. Bagaimana pun klaim masing-masing raksasa komputer
tersebut, saya lebih tertarik pada hasilnya. Apakah Apple hanya
melanjutkan nasib tablet computer yang kurang populer di mata pengguna
PC, atau justru memperbaikinya. Karena image harga mahal berkemampuan
pas-pasan pada tablet computer, bahkan satu dekade belakangan
dengan banyak produsen mencoba terjun di pasar tablet computer melalui
beragam variasi dan fitur baru, namun tetap saja yang terulang adalah
kenyataan pahit: GAGAL!
Kembali ketika Apple merilis iPad,
setelah melihat hebohnya peluncuran iPad, dan angka penjualan 1 juta
iPad dalam kurun waktu satu bulan sejak peluncurannya di Amerika
Serikat, sepertinya sejarah kelam tablet computer telah direvisi. iPad
melahirkan trend baru, sebagaimana saudara sedarahnya, iPhone telah
mendobrak batas klasik anggapan smartphone ber-touchscreen itu kaku dan
serius.
Tidak
mengherankan juga, seperti ketika BlackBerry mewabah di Indonesia yang
diikuti “berry-berry” jadi-jadian lainnya, dan terus gencarnya penetrasi
Android yang meneruskan estafet iPhone – mengandalkan antar muka sarat
sentuhan – iPad-iPad jadi-jadian pun segera bermunculan. Memang tidak
secara langsung, perlu setengah tahun, hingga akhirnya sukses Galaxy Tab
dari Samsung di Indonesia khususnya, makin mengukuhkan keyakinan para
produsen IT bahwa memang 2011 adalah tahunnya Tablet. Apalagi Google
sudah mematangkan Android versi 3.0 (Honycomb), yang dikembangkan khusus
untuk Tablet.
Sejarah
pun mencatat, untuk pertama kali sejak Tablet dikenal ribuan tahun
lalu, kali ini Tablet berhasil mencuri perhatian dunia. Puluhan Tablet
bak model menjadi bidikan media selama event CES 2011 lalu. Mulai sang
bintang Motorola Xoom, menjadi fokus jepretan lensa dan berhasil
menyabet Best of Show selama CES. Kemudian BlackBerry Playbook, tablet
pertama Research In Motion (RIM) yang dikenal melalui smartphone
BlackBerry. Hingga dummy iPad 2, yang cukup menyiratkan seperti apakah penampilan penerus sang pioneer Tablet abad 21 ini. (Ura)
Tablet Evolution
Bagaimana Sebuah Batu Keras Menjadi Silicon Cerdas
Dua dekade berjalan, dan sudah banyak
yang mencoba bereksperimen dengan konsep Tablet serta pena sebagai
pengendali antar muka, mencari seperti apa yang diinginkan pasar. Namun
tidak ada yang sukses, bahkan langsung berakhir dengan tragis. Dan
rupanya Apple berhasil membuktikan bahwa konsep Tablet masih layak
dijual melalui iPad, hanya “bumbunya” saja yang perlu diracik ulang.
Sedangkan berikut ini saya sebutkan beberapa jenis Tablet yang pernah
eksis. Plus, saya juga tarik waktu jauh ke belakang, seperti apakah
wujud Tablet ribuan tahun silam. Mulai dari yang berbahan batu keras,
hingga yang eksis sesudah abad 20, yang lebih mengandalkan silicon
“cerdas.” Note:
Silicon yang saya maksudkan di sini adalah salah satu keluarga senyawa
kimia, yang pada pengembangannya banyak digunakan sebagai bahan utama
chipset komputer.
Egyptian Hieroglyph Tablet (3200 S.M.)
Menurut saya, inilah “leluhur” para Tablet. Eksis di jaman Mesir kuno,
sekitar 3200 Sebelum Masehi. Hasil pahatannya begitu detail, rapih, dan
enak dipandang. Namun ukuran dan beratnya jauh dari kata “portable” yang
menjadi syarat mutlak Tablet modern. Hehe!!
Stone Tablet The Ten Commandments (1440 – 1500 S.M.)
Di
Alkitab terjemahan bahasa Inggis, jelas disebutkan “Tablet.” Eksis
sekitar tahun 1440 hingga 1500 Sebelum Masehi, dua Tablet ini berisi 10
pesan Tuhan untuk Bangsa Israel, yang disampaikan melalui Nabi Musa.
Terbuat dari batu, daya tahannya baik, namun tidak fleksibel, alias
tidak bisa diedit…
Rosetta Stone Tablet (196 S.M.)
Memang
tebal untuk ukuran Tablet, namun Rosetta Stone yang eksis 196 Sebelum
Masehi ini istimewa karena menjadi yang pertama dengan tiga tulisan dari
tiga budaya berbeda. Sayang karena ukuran juga, dan tiga budaya,
tulisannya kecil (baca: resolusinya terlalu kecil!)
Mayan Engraved Tablet (500)
Eksis
sejak tahun 500, tablet batu buatan suku Maya dari Amerika Tengah ini
menjadi bukti nyata tingginya budaya mereka, walaupun sebelum Colombus
mendarat di Amerika. Namun tablet Maya ini juga menakutkan, karena fitur
“menghancurkan Bumi” pada tahun 2012!
Prasasti Batutulis Pajajaran (1533 M)
Prasasti
betuliskan bahasa/aksara Sunda Kuni ini ditemukan di Bogor, dan menjadi
penunjuk posisi tepatnya ibu kota kerajaan Pajajaran. Banyak yang
menafsirkan lokasinya sebagai penunjuk harta karun. Padahal isi
tulisannya mengajarkan kita saling mengasihi antar sesama. Bentuknya
memang tidak serupa Tablet, namun nama Batutulis tersebut kembali
terangkat pada masa revolusi Indonesia, melalui perangkat tulis menulis
“sabak.” Cekidot yang berikut ini!
Batu Tulis aka Sabak (1947 M)
Coba
deh tanya pada orang tua kalian, yang berumur 50 tahun ke atas
(tergantung dimana mereka tinggal sih, kala mereka masih Sekolah Dasar).
Kalau mereka dihadapkan pada tablet PC masa kini, mungkin bakal
teringat pada alat tulis yang dinamai sabak atau batu tulis. Tengahnya
terbuat dari batu yang dapat ditulisi. Di pinggirnya dipasang kayu
sebagai frame. Sedangkan stylush-nya disebut ‘gerip’ yang bentuknya
bulat, lebih kecil dari pensil, dengan panjang sejengkal tangan ketika
masih baru – lambat laun memendek karena gesekan. Kata bapak saya nih,
ketika dibuat nulis, gerip itu menghasilkan suara yang tidak enak di
telinga. Foto di atas – memperlihatkan anak-anak bersekolah sambil
memegang sabak mereka, diambil pada tahun 1947 oleh Cas Oorthuys.
Fotografer Belanda yang justru berpihak pada kemerdekaan Indonesia.
Bandingkan dengan desain iPad… agak mirip bukan? Hehe!! Seandainya iPad
eksis di masa bapak saya sekolah SD dulu, pasti disebut sabak sakti,
atau gambar lopion, yaitu cermin yang bisa bercerita mengenai masa
depan! Tinggal dipijit dan cubit saja, bisa bercerita semua kejadian di
seluruh dunia pun, hingga bermain game mobile.
Dan apa sih komentar para gamer mengenai sabak?
- “Harusnya dinamai iBoard atau TriPlad (triplek maksudnya!)”
- “Sangat irit, karena tidak perlu pakai batere!”
- “Bisa nulis karya apa pun, main games (Tic Tac Toe, Bingo), Office ready, dan bisa browsing di dunia maya (gambar sendiri!)”
- “Mendukung multi-touch secara native,copy-paste manual, sangat portable dan tahan banting deh gan! Sayang keamanan data-nya selalu terancam virus Lupa-lupa Ingat!
Grid Systems GriDPad (1989 M)
Kompouter
ber-touchscreen buatan GRiD Systems pada tahun 1990. Jeff Hawkins
menjadi pencipta gadget pertama di kelasnya ini, dan menjadi cikal bakal
Palm Pilot, serta kebanyakan PDA berbasis Palm yang mungkin kamu kenal
di pasaran (kini lebih familiar dengan nama HP Palm, serta OS alternatif
yang juga sarat kendali sentuhan, Web OS). Pertama muncul 1989, sempat
populer, namun kemudian menghilang tak sampai setahun kemudian.
The Momenta Computer (1991)
Spesifikasi
hampir sama dengan GRiDPAD. Layar 10 inchi monochrome, namun dilengkapi
keyboard. Menjalankan MS-DOS dengan fitur input pena, yang digunakan
untuk aplikasi word processor, spreadsheet, dan komunikasi. Harganya
mahal, $4,995, membuat gadget ini langsung meredup dan berakhir pada
Agustus 1992.
Compaq Concerto (1992)
Pertama
yang menjalankan Windows for Pen Computing, usaha pertama Microsoft
memberi antar muka Tablet pada Windows. Concerto terdiri dua bagian.
Layar touchscreen-nya itu sekaligus sebagai pusat operasi, sedangkan
keyboard sebatas aksesoris tambahan. Hanya bertahan sampai tahun 1994,
walaupun harganya dipangkas separuh. Oh ya, ide keyboard sebagai
aksesoris tambahan tersebut akhir-akhir ini justru kembali terangkat,
karena makin banyak tablet (atau bahkan smartphone Android) yang
melengkapi dirinya dengan aksesoris add-on berupa keyboard eksternal,
sekaligus docking station (dudukan untuk layar). Saat ini, pilihan tablet dengan opsi add-on semacam itu banyak dikategorikan sebagai Tablet Hybrid jika melihat dari bentuknya.
Apple Newton (1993)
Keluarga
Apple Newton merupakan perangkat PDA (personal digital assistant) serta
tablet pertama Apple, yang bisa dikatakan menjadi cikal bakal dari
keluarga iPhone – karena iPhone OS merupakan platform keduanya.
Pengembangan Newton dimulai pada 1987, dan resmi berakhir pada tahun
1998, dengan produknya seperti seri MessagePad serta eMate. Walaupun
memiliki keterbatasan yang juga diwariskan pada beberapa keluarga iOS
masa kini (seperti ketahanan baterei hingga susahnya berhubungan dengan
desktop PC), namun keluarga Newton melalui MessagePad dianggap sebagai
Tablet yang cukup sukses pada masanya.
AT&T Eo 440 Personal Communicator (1993)
Mencoba
konsep baru dengan mengintegrasikan modul ponsel dan mode, dan
menggunakan OS PenPoint. Awalnya dianggap menjanjikan, karena saat itu
belum ada namanya smartphone. AT&T sebagai operator penyedia
perangkat ini juga terkesan serius. Walaupun pada Juli 1994, gadget
berharga $3000 ini juga harus dihentikan produksinya.
Dauphin DTR-1 (1993)
Dauphin
membuatnya sebagai pesaing Newton dari Apple. Dengan bentuk yang lebih
mini, namun menyatukan teknologi mobile dan desktop. Input pena dan
keyboard yang bisa dibongkar pasang, serta Windows 3.1 sebagai OS,
harusnya juga membuatnya menarik. Ternyata tidak, karena usianya pun
juga tak sampai setahun kemudian.
Microsoft WinPad (1994)
Atau
Microsoft at Work, OS yang sejatinya mirip Windows 95 ini harusnya juga
ditemukan pada mesin fotokopi dan fax… namun tidak pernah diluncurkan!
Microsoft meyakinkan beberapa produsen hardware bakal berhasil, namun
tidak ada kabarnya. OS sendiri ini menjadi cikal bakal Windows CE, yang
kini dikenal sebagai Windows Phone.
Tablet PC (2002)
Sebelum
iPad merajalela, menjadi Tablet paling populer yang pertama kali
dikenalkan Microsoft. Ada beragam ukuran, entah itu dilengkapi keyboard
atau tidak (yang tidak ber-keyboard, saat ini jamak disebut sebagai
Slate jika menggolongkan dari bentuknya), namun yang pasti menggunakan
Windows yang bisa dikendalikan dengan pena digital. Tablet PC awalnya
mahal, $2000 ke atas, namun sekarang juga ada yang buatan produsen
lokal, harga barunya pun murah, tak sampai 8 juta. Awalnya Bill Gates
memprediksikan bakal menjadi trend dan konsep PC paling populer di
Amerika Serikat dalam 5 tahun sejak diluncurkan. Namun ternyata prediksi
itu salah. Memang tidak sepenuhnya gagal, karena masih eksis. Namun
menurut saya, bisa jadi peminatnya kurang, satu karena awalnya dipatok
dengan harga mahal, namun spesifikasi pas-pasan. Dua, karena pengguna PC
profesional malas nulis pakai pena digital dan menyimpan file notes
hasil tulisan tangan, ketika menulis menggunakan keyboard jauh lebih
cepat dan lebih mudah dibaca. Dan tiga, Microsoft menarget kalangan
bisnis dan korporat yang sebenarnya tidak sebanyak pasar kasual. Dan
salah satu kunci sukses iPad adalah karena Apple berhasil membuang kesan
serius dari sebuah Tablet.
PepperPad (2004)
Mulai
ada produsen yang mencoba model yang unik. Seperti PepperPad ini, layar
touchscreen 8 inchi yang memisahkan dua barisan keyboard di kiri-kanan,
dudukan khusus di belakang, serta menjalankan Linux. Diposisikan
sebagai tablet internet, seperti pada seri Internet Tablet milik Nokia
(Nokia 770, N800 atau turunan terakhir yang tidak diakui, N900). Seperti
yang lain, juga tidak sukses, dan resmi berakhir pada akhir 2009 lalu.
Ultra-Mobile PC (2006)
Mencoba dengan wujud yang lebih fresh, Microsoft memanfaatkan populernya Windows XP (operating system
yang sampai saat ini masih merajai desktop PC). Melalui Tablet Edition,
Microsoft mendaulat si XP menjadi penggerak perangkat yang lebih mini
dari Tablet PC. Tetap ber-touchscreen, namun tanpa keyboard tradisional,
sehingga lebih mirip PepperPad. Sayang, perangkat yang disebut dengan
kode Origami ini, karena ukuran layarnya yang kecil, namun resolusinya
tetap tinggi, menjadi mubazir karena justru membuat tulisan menjadi
tidak terbaca. Nasibnya juga meredup, Microsoft pun mulai beralih ke
varian tablet lainnya, yaitu Slate PC, walaupun pada akhirnya juga minim
dukungan.
Apple iPad (2010)
Dan
empat tahun kemudian, Apple seakan merubah sejarah kelam Tablet. iPad
mereka diterima, bukan oleh kaum profesional yang menjadi sasaran Tablet
sebelumnya, justru kalangan non-geek (atau yang bukan penggemar
teknologi), banyak memburu iPhone yang diperbesar ini! Dan saat ini
seakan sudah tidak mengherankan, ada para bapak yang memberikan iPad
sebagai hadiah mainan bagi anaknya. Atau bahkan seorang seniman hipnotis
seperti Uya Kuya, memanfaatkan iPad sebagai media untuk menghipnotis!
Seingat saya, Tablet-tablet lawas tidak ada lho yang dimaksimalkan
seperti itu! Menghiraukan beberapa batasan egois iOS (iPhone OS) yang
diusung keluarga iPad dan iPhone, entah itu koneksi bluetooth hingga
ketergantungan dengan iTunes, iPad adalah “segalanya!” iPad menjadi
pertaruhan Steve Jobs, Chairman dan CEO Apple, untuk merevolusi
bagaimana orang membaca, menonton, bermain game, hingga bekerja dengan
proses komputer. Dan Apple terbukti berhasil dalam pertaruhan ini.
Sampai saat ini, iPad tercatat masih menjadi pemimpin pasar Tablet
dunia. Apakah sang pioneer ini mampu mempertahankan mahkotanya, ketika
barisan “robot hijau semanis madu” menyerbu? Belum lagi RIM yang serius
mengajak kita bermain-main dengan multi-tasking?
Samsung Galaxy Tab (2010)
Samsung
memang cerdik. Mereka seakan tahu kapan muncul di momen yang pas.
Ketika yang lain berkutat di kelas smartphone Android dengan batasan di 3
sampai 5 inchi, mereka justru “nyeleneh” dan menjadi pencetus Android
dengan layar 7 inchi. Tentu saja poin di sini adalah mengisi kekosongan
pasar antara smartphone berlayar lebar, dengan Tablet – yang saat ini
selalu melekat pada iPad dan layar 10 inchi-nya. Melalui Galaxy Tab ini,
Samsung juga sukses menjadi pioneer para Tablet pengekor dari
distributor lokal Indonesia, dan juga banyak produsen global lainnya
yang akhirnya juga ikut di barisan 7 inchi. Walaupun pamornya masih
kalah dibanding iPad, namun kurang dari satu tahun sudah jutaan unit
terjual, juga tidak bisa dikatakan biasa saja. Dibandingkan iPad, jelas
Galaxy Tab menonjol di sisi OS Android dan jiwa open source-nya,
dengan proses pengembangan yang cepat. Antar muka Android yang begitu
friendly, ditambah image Samsung, membuat Tab begitu laris. Di luar sana
sudah terjual jutaan. Di Indonesia juga cukup diminati. Sayang saat ini
lajunya dihantam “iPad-iPad lokal!” yang banderol harganya “miring.”
Dan memang secara logika, jika hanya butuh sekadar mencoba Tablet
Android, banyak pilihan Tablet lokal seperri Axioo Picopad hingga ZTE
LightPad, menawarkan harga yang terjangkau. Selain itu, Galaxy Tab juga
tidak luput dari image aji mumpung. Jika ada yang menyebut iPad layaknya
iPhone raksasa, maka inilah Galaxy S (smartphone Android paling laris
dari Samsung) raksasa. Oh ya, menghadapi ronde kedua pertarungan para
Tablet tahun ini, Samsung selain sudah merilis varian Galaxy Tab Wi-Fi
only, juga bakal meluncurkan Galaxy Tab 2. Nantikan bagian kedua artikel
Tablet ini.
SUMBER
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar